Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 Juni 2012

Kamis, 19 Mei 2011

MI FATHUL ULUM adalah sejolah yang sangat baik, kamu bisa memperoleh agama dan umum. MI FATHUL ULUM sekarang lebih indah dari tahun lalu karna telah di perbaiki.

kisah sahabat nabi

 ABU BAKAR AS-SHIDIQ

Rasulullah bersabda kepada Abubakar As-Shidiq ra : “ Aku melihat dalam mimpi bahwa kita menaiki sebuah tangga, pada akhirnya aku mendahului dua langkah didepan engkau” , lalu dijawab oleh Abubakar : “ Wahai Rasulullah, Allah Yang Maha Kuasa akan memanggil Jiwamu ke haribaanNya, dan aku akan hidup dua atau satu setengah tahun lagi setelah engkau meninggalkan dunia ini”

Mimpi Rasulullah dan perkataan Abubakar tersebut menjadi kenyataan, Ternyata beliau menjadi Pemimpin menggantikan Rasulullah selama 2 tahun 3 bulan.

Suatu prestasi yang begitu besar dalam sisa hidupnya sepeninggal Rasulullah telah dicapai. Beliau telah berhasil menumpas orang-orang Arab yang Murtad dan memberontak, membuat mata dunia terbelalak ketika berhasil menembus dua Imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya yaitu Persia dan Rumawi. Kedaulatan itu pula yang mengemban peradaban dunia selama berabad-abad lamanya.

Pada hari Senin 22 Agustus 634 didalam sakitnya Abubakar ra berkata

“ Dan datanglah sakratul maut yang membawa kebenaran : “ Inilah yang dulu hendak kamu hindari”.

Setiap yang punya unta akan diwariskan
Dan setiap barang rampasan akan dirampas
Setiap yang kehilangan akan kembali
Tetapi hilang dengan kematian tak akan kembali

“ Tuhan ….. ambillah nyawaku sebagai orang yang berserah diri (sebagai muslim) dan tempatkanlah aku bersama orang-orang yang saleh”.

Ketika mengetahui Abubakar ra wafat Sahabat beliau Ali Abu Talib ra, berkata sambil menangis :

“ Abu Bakr, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, Engkaulah orang pertama masuk Islam, dengan iman yang begitu murni. Keyakinan yang kuat dengan kekayaan yang terbesar. Engkaulah yang sangat memperhatikan Rasulullah SAW, dan sangat perduli terhadap Islam. Besar sekali pengorbananmu hendak melindungi umat. Engkaulah yang terdekat dengan Rasulullah dari segi akhlak, kemuliaan, sikap dan pandanganmu terhadap agama.

Semoga Allah memberi balasan baik kepadamu, demi Islam, demi Rasulullah dan demi segenap umat Muslimin. Engkau sudah percaya kepada Rasululullah tatkala orang masih mendustakannya, engkau begitu dermawan dan murah hati dikala orang sangat kikir kepadanya. Engkau yang selalu bersamanya sementara orang lain masil bermalas-malas.

Allah telah memberimu gelar As-Siddiq dalam KitabNya: “Orang yang membawa kebenaran dan yang membenarkannya (QS 39,33). Yang dimaksud adalah Muhammad dan engkau. Demi Allah engkau adalah benteng Islam dan malapetaka bagi si kafir.

Peganganmu dan alasanmu tidak sesat, wawasanmu tak pernah lemah dan engkau tak pernah menjadi penakut. Engkau seperti gunung yang tak tergoyahkan oleh badai dan topan, tak remuk karena benturan halilintar. Engkau seperti dikatakan Rasulullah saw, lemah dalam jasmani, kuat dalam agama, rendah hati dalam dirimu, agung dalam pandangan Allah, mulia di bumi, besar di mata kaum Muslimin.

Engkau tak tedorong ambisi dan nafsu, orang yang lemah, dimatamu adalah kuat, orang yang kuat, dalam pandanganmu adalah lemah, sesudah kau ambil hak si kuat dan kau berikan kepada si lemah.

Semoga Allah memberikan sebagian pahalamu kepada kami dan tidak tersesat karena kami jauh darimu. “


Seorang Aisyah, sebagai putri beliau dan sebagai Istri dari Rasulullah saw berkata :

“ Ayahanda, semoga Allah melimpahkan cahayaNya ke wajah mu, dan memuji segala usahamu yang sangat bermanfaat. Engkaulah orang yang tak terpesona oleh gemerlapnya dunia, dengan cara menjauhinya, engkau menjunjung tinggi kehidupan akhirat, dengan hati terbuka menyambutnya.

Kalau ada rasa duka terbesar dalam menimpa kami setelah ditinggal Rasulullah saw, maka duka inilah, dan kalau ada peristiwa terbesar yang terjadi sesudahnya karena kehilanganmu ini pula.

Dengan bersabar atas kepergianmu, Kitabullah menjanjikan ganti yang terbaik kepada kita. Aku siap melaksanakan janji Allah tentang engkau dengan bersabar, dengan meminta pertolongan dengan banyak istigfar untukmu.

Semoga Allah memberikan keselamatan kepadamu, aku melepasmu tanpa rasa dendam
, tanpa rasa kesal atas takdir yang terjadi terhadapmu


Seorang sahabat Umar bin Khatab berkata :

“ Wahai Khalifah Rasulullah!! Sepeninggalmu, sungguh ini suatu beban yang sangat berat yang harus kami pikul. Sungguh Engkau tak tertandingi, bagaimana pula hendak menyusulmu??


Ässalamualaika wahai Abu bakar………

Allah telah menguji setiap khalifahNYa….
Berkat keimanan dan keteguhan engkau
Kami kaum Muslimin dapat berdiri tegak
Penuh daya hidup untuk mengarungi dunia
Untuk menuju tingkat peradaban yang tinggi
Sesuai dengan martabat manusia.

Engkau dipertemukan dengan Rasulullah dalam Iman
Kini engkau dipertemukan dengan kematian.
Perjuanganmu bersamanya sungguh melelahkan
Semoga Allah memberikan kemuliaan bersamanya

---------- Post added at 02:49 ---------- Previous post was at 02:47 ----------

Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda : “ Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah seorang dari Amr bin Hisyam atau Umar bin Khatab”. Allah SWT telah mengabulkan doa beliau dengan masuknya Islamnya Umar bin Khatab sekitar tahun 616. Rasulullah SAW telah mengetahui akan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Umar, pemuda yang gagah berani, tidak mengenal takut dan gentar, mempunyai ketabahan dan kemauan keras, demi untuk kepentingan perjuangan Islam, maka Rasulullah SAW memanjat doa kepada Sang Pencipta.

Beliau adalah Sahabat Rasul terdekat dan menjadi khalifah ke dua al-Khulafa-ar-Rasyidin., lahir dari suku Adi yang terpandang mulia dan mempunyai martabat tinggi di kalangan Arab, suku ini masih termasuk rumpun Kuraisy. Masuknya Umar binKhatab diikuti putra sulungnya, dan istrinya.

Masuknya Umar bin Khatab kedalam Islam membuka jalan bagi tokoh-tokoh Arab lainnya untuk masuk Islam. Saat itu berbondong-bondonglah orang masuk Islam, dalam waktu singkat pengikut islam berkembang dengan pesat. Umar telah membawa cahaya terang dalam permulaan perjuangan Islam. Dakwah Islam yang biasanya sembunyi-sembunyi kini dilaksanakan secara terang-terangan. Umar menjadi pelindung dan pembela umat Islam pada saat itu dari segala gangguan.

Ibnu Asir mengungkapkan bahwa Abdullah bin Masúd berkata :” Islamnya Umar adalah merupakan suatu kemenangan, hijrahnya adalah suatu pertolongan, dan pemerintahannya adalah rakhmat”.

Semula Umat Islam tidak berani mendirikan Shalat secara terang-terangan, takut akan dianiaya oleh kafir Kuraisy, tetapi setelah itu mereka dapat beribadah dengan leluasa tanpa tertekan, “ Umar telah menunjukkan kesetiaan dan pengabdiannya tanpa pamrih demi kejayaan Islam, seolah-olah ia hendak menebus segala kesalahan dan dosa yang diperbuatnya pada masa jahiliyah”.

Beliau sangat dekat dengan Rasulullah SAW, sampai Rasul bersabda :” Andaikata masih ada Nabi sesudahku, Umar lah orangnya”. Rasul memberikan gelar untuk Umar dengan gelar al-Faruq (Pembeda/pemisah). Artinya adalah Allah SWT telah memisahkan dalam dirinya antara yang hak dan yang bathil. Hanya Umar yang berani mengemukakan pendapatnya dihadapan Nabi SAW, bahkan ia tidak segan menyampaikan kritik untuk kebaikan dan kemaslahatan umat Islam.

Diriwayatkan ketika ia bersama Nabi SAW di dekat Ka’Bah, Nabi SAW menunjukkan kepadanya maqom Ibrahim. Seketika Umar bertanya apakah disitu boleh mendirikan Shalat? Nabi SAW menjawab bahwa hal itu belum diperintahkan. Lalu hari itu juga turun wahyu yang membolehkan Shalat di maqom Ibrahim itu.

Pada saat lain Umar mengusulkan kepada Nabi SAW agar memerintahkan kepada Isteri-Isterinya untuk memakai tirai, maksudnya agar berbicara dengan tamu-tamunya dari belakang hijab, sebab menurut Umar, yang berbicara dengan mereka bukan saja orang baik-baik melainkan juga ada orang jahat. Tak lama kemudian turunkah ayat tentang hijab yang membenarkan pendapat tentang Umar.

Pandangannya yang jauh ke depan, keluwesan dan keadilannya, membuat orang senang menerima pendapatnya. Hal ini terlihat pada hari wafatnya Rasulullah SAW, terjadi saat itu juga perselisihan antara kaum Anshar dan Kaum Muhajirin di Saqifah, malah kaum Anshar telah membaiat khalifah pengganti Rasulullah SAW. Umar dengan tangkasnya melerai perselisihan, yang berahir dengan pengangkatan Abu Bakar.

Dia adalah orang pertama yang mencetuskan pengumpulan Ayat Al-Quran pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Sebagai Khalifah beliau terkenal dengan sangat adil dalam menjalankan pemerintahannya, memperlakukan sama terhadap seluruh lapisan masyarakat. Pernah seorang gubernur Mesir dadili dan ternyata dinyatakan bersalah, maka ia menghukumnya dengan cara menyuruh penduduk yang teraniaya membalasnya sesuai dengan perlakuan yang diterimanya. Ia berkeliling mengamati keadaan rakyatnya, khawatir ada yang ditimpa kesulitan dan kelaparan. Tak segan dengan memberikan bantuan langsung, bahkan mengangkat sendiri bahan makanan yang akan dibagikannya.

Didalam pemerintahan dia melakukan pembaruan dengan membentuk dan memisahkan kekuasaan-kekuasaan pemerintahan. Didalam Fiqih beliau banyak melakukan Ijtihaj. Yang sekarang masih ada kenangan dari beliau adalah Kalender Hijrah, yang merupakan salah satu ijtihajnya.

Tragis memang beliau akhirnya, ketika beliau berhasil dalam mengibarkan panji-panji Islam, mengundang iri dan dengki musuh-musuhnya, akhirnya ketika beliau bersiap memulai Shalat Subuh, Umar Bin Khatab ditikam oleh Abu Lu’luáh, yang mengakibatkan berpulangnya beliau kembali ke Rakhmatullah.

Seorang Rasul yang bernama Muhammad, yang ada dalam dirinya adalah ajakan kepada Allah yang Maha Besar, hanya kepadaNya menundukkan kepala, yanga ada di langit dan bumi bersujud kepadaNya, Dia lah yang Haq dan hanya kepadanya hati dihadapkanNya, dan kepadaNya kita kembali. Sungguh hari kemudian itu lebih baik buat kita dari hari yang sekarang. Ya, hari itu tempat berkumpulnya jiwa dengan segala bentuknya, yang tidak kenal ruang dan waktu, dan segala bentuk kehidupan didunia ini akan terlupakan dengannya. Hari kemudian yang akan disinari cahaya pagi, berkilauan, dan malam gelap yang kelam. Bintang-bintang di langit, bumi dengan gunung-gunungnya, semua akan dihubungkan oleh jiwa yang pasrah, kehidupan inilah yang menjadi tujuan.

Ketika Rasulullah dan istrinya Khadijah sedang mendirikan Shalat, seketika Ali bin Abu Talib menyeruak masuk. Dilihatnya orang sedang Ruku, Sujud, serta membaca beberapa ayat AlQuran. Anak itu tertegun berdiri :” Kepada siapa kalian bersujud?” tanyanya setelah mereka selesai Shalat. “ Kami bersujud kepada Allah” Jawab Rasulullah “ Yang mengutusku menjadi nabi dan memerintahkan aku mengajak manusia menyembah Allah”.
Ali bin Abu Talib adalah anak pertama yaitu sepupu Rasululllah yang memeluk agama Islam, setelah terpesona mendengarkan ayat suci AlQuran. Sempat semalaman gelisah, dan akhirnya memutuskan untuk menuruti ajakan Rasulullah dengan mengatakan “ Tuhan menjadikan aku tanpa harus berunding dengan Abu Talib (ayahnya), Apa gunanya aku harus berunding dengan dia untuk menyembah Allah?”.

Abubakar bin Abi Quhafa dari kabilah Taim adala teman akrab Rasulullah SAW, Orang dewasa yang pertama kali diajak menyembah Allah dan meninggalkan berhala adalah dia. Juga dia adalah laki-laki pertama yang merupakan tempat dia membukakan isi hatinya akan segala yang dilihat serta wahyu yang diterimanya. Jiwa yang mana yang disebut berjiwa besar disamping menyembah Allah masih mau menyembah berhala?. Jiwa yang mana lagi yang bersih masih ragu-ragu membersihkan pakaian dan jiwanya, berderma kepada orang yang membutuhkan dan berbuat kebaikan kepada piatu?. Dia seorang yang rupawan, menjadi kesayangan masyarakat dan amikal sekali, termasuk keturunan yang tinggi, sebagai pedagang berakhlak baik. Ia cukup terkenal, baik dari ilmunya, berdagangnya dan pergaulannya yang baik. Melalui Abubakar diajaknya Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talha bin Ubaidillah, Saád bin Abi Waqqash, dan banyak lagi yang memeluk agama Islam, datang kepada Nabi dan menerima ajaran Islam dari Nabi sendiri.

Hamzah yang menyatakan beriman, setelah masuk Islam, dan berjanji akan membela dan berkurban di jalan Allah. Ketika itu orang yang cukup disegani, kuat dan gemar berburu dan merupakan saudara sesusuan Rasul, dimana masih memeluk agama bangsa Quraisy, melihat Rasul dicaci, dan menghina dengan kata-kata yang tidak pantas dari Abu Jahl, tapi Rasul tidak melayaninya. Dia marah sekali, lalu menemui Abu Jahl, dan mengangkat busur panah dan dipukulkan sekeras-kerasnya, tanpa ada orang yang berani turut campur. Justru dengan melihat prilaku Rasul beliau memasuki Agama yang lurus ini.

Umar bin Khatab, ketika itu berusia 30-35 tahun, sebagai pemuda temperamental, kuat, tegap, kesenangannya berfoya-foya, minum minuman keras. Akan tetapi kepada keluarganya sangat lembut dan bijaksana. Setelah mengetahuinya beberapa saudaranya Hijrah ke Abisina, untuk menghindari gangguan kaum Quraisy, dia merasa kesepian, sedih berpisah dengan mereka. Timbullah niatnya untuk membunuh Rasul, dengan pikiran bahwa kalau Rasul terbunuh, mereka tidak akan berpisah lagi dengan keluarganya. Ketika Rasul dan beberapa orang yang tidak ikut hijrah berkumpul, diketahui oleh Umar, iapun pergi ketempat mereka. Ditengah jalan dia bertemu dengan Nuáim b. Abdullah, setelah mengetahui maksud Umar, Nuaim berkata : “ Umar, engkau menipu diri sendiri. Kau kira keluarga Ábd Manaf akan membiarkan merajalela begini sesudah engkau membunuh Muhammad?, Tidak lebih baik kau pulang saja kerumah dan perbaiki keluargamu sendiri?”. Karena pada waktu itu saudara perempuannya Fatimah, beserta Saád bin Zaid suaminya telah masuk Islam. Cepat Umar pulang kerumah dan menemui mereka, ditempat itu ia mendengar ada orang yang membaca AlQuran, setelah merasa ada yang mendekati, yang membaca itu bersembunyi dan Fatimah menyembunyikan Kitabnya. “ Aku mendengar suara bisik-bisik, apa itu?” Tanya Umar. Karena mereka tidak mengakui, Umar membentak lagi dengan suara lantang: “ Aku mengetahui, kamu menjadi pengikut Muhammad, dan menganut agamanya!”, katanya sambil menghantam Saíd sekeras-kerasnya, ketika Fatimah melindungi suaminya, fatimah pun kena hantaman, kedua suami istri itu menjadi panas dan berkata : “ Ya, kami sudah Islam!, Sekarang lakukan apa saja”, kata mereka. Tetapi Umar malah gelisah, melihat darah dimuka saudaranya itu, timbul rasa iba dan menyesal. Dimintanya kitab itu dari saudaranya, setelah dibacanya, wajahnya tiba-tiba berubah, Menggetar rasa nya , ada seruan yang begitu luhur. Ia keluar dengan hati yang menjadi bijaksana, tenang lembut, dan menemui Rasul yang sedang berkumpul di Shafa. Ia minta izin masuk, dan menyatakan dirinya masuk Islam. Dengan masuknya Hamzah dan Umar, memperkuat benteng pertahanan Islam ketika itu.

Ada catatan yang sangat penting disini, ialah dakwah yang berkembang sebenarnya teladan yang dilaksanakan Rasulullah SAW sangat baik sekali, penuh bakti dan kasih sayang, rendah hati dan penuh kejantanan, tutur kata lemah lembut dan selalu berlaku adil, hak setiap orang selalu ditunaikan. Kepada kalangan kaum miskin dan yatim serta orang yang sengsara, bagai bapak yang penuh kasih sayang kepada anaknya. Malam Hari bertahajud, membaca wahyu yang disampaikan kepadanya, renungan selalu tentang langit dan bumi, mencari pertanda tentang wujud ini, permohonannya selalu dihadapkan hanya kepada Allah SWT. Dia menyerapkan hidup semesta kedalam dirinya dan kedalam jantung kehidupannya, jelas sudah mengapa para sahabat semakin cinta kepada Islam, setelah menyatakan diri beriman, walau siksaan, derita kehidupan, peperangan, diusir, kehilangan duniawi, bahkan nyawapun mereka siap merelakannya.

Hudzaifah Bin Yaman

Sahabat tokoh penaklukan ini banyak memegang rahasia-rahasia Nabi. Khalifah Umar bin Khattab ra. mengangkatnya menjadi pemerinah di Madain. Pada tahun 642 M, dia berhasil mengalahkan pasukan Persia dalam perang Nahawand, kemudian dia mengikuti perang penaklukan Jazirah Arab dan akhirnya meninggal di kota Madain.

“Jika engkau ingin digolongkan kepada Muhajirin, engkau memang Muhajir. Dan jika engkau ingin digolongkan kepada Anshar, engkau memang seorang Anshar. Pilihlah mana yang engkau sukai. “

Itulah kalimat yang diucapkan Rasulullah kepada Hudzaifah Ibnul Yaman, ketika bertemu pertama kali di Mekah. Mengenai pilihan itu, apakah beliau tergolong Muhajirin atau Anshar ada kisah tersendiri bagi Hudzaifah.

Al-Yaman, ayah Hudzaifah, adalah orang Mekah dari Bani Abbas. Karena sebuah utang darah dalam kaumnya, dia terpaksa menyingkir dari Mekah ke Yastrib (Madinah). Di sana dia meminta perlindungan kepada Bani Abd Asyhal dan bersumpah setia pada mereka untuk menjadi keluarga dalam persukuan Bani Abd Asyhal. Ia kemudian menikah dengan anak perempuan suku Asyhal. Dari perkawinannya itu, lahirlah anaknya, Hudzaifah. Maka, hilanglah halangan yang menghambat Al-Yaman untuk memasuki kota Mekah. Sejak itu dia bebas pulang pergi antara Mekah dan Madinah. Meski demikian, dia lebih banyak tinggal dan menetap di Madinah.

Ketika Islam memancarkan cahanya ke seluruh Jazirah Arab, Al-Yaman termasuk salah seorang dari sepuluh orang Bani Abbas yang berkeinginan menemui Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Ini semua terjadi sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Sesuai dengan garis keturunan yang berlaku di negeri Arab, yaitu garis keturunan bapak (patriach), maka Hudzaifah adalah orang Mekah yang lahir dan dibesarkan di Madinah.

Hudzaifah Ibnul Yaman lahir di rumah tangga muslim, dipelihara dan dibesarkan dalam pangkuan kedua ibu bapaknya yang telah memeluk agama Allah, sebagai rombongan pertama. Karena itu, Hudzaifah telah Islam sebelum dia bertemu muka dengan Rasulullah .

Kerinduan Hudzaifah hendak bertemu dengan Rasulullah memenuhi setiap rongga hatinya. Sejak masuk Islam, dia senantiasa menunggu-nunggu berita, dan nyinyir bertanya tentang kepribadian dan ciri-ciri beliau. Bila hal itu dijelaskan orang kepadanya, makin bertambah cinta dan kerinduannya kepada Rasulullah.

Pada suatu hari dia berangkat ke Mekah sengaja hendak menemui Rasulullah. Setelah bertemu, Hudzaifah bertanya kepada beliau, “Apakah saya ini seorang Muhajir atau Anshar, ya Rasulullah?”

Jawab Rasulullah, “Jika engkau ingin disebut Muhajir engkau memang seorang muhajir dan jika engkau ingin disebut Anshar, engkau memang orang Anshar. Pilihlah mana yang engkau sukai.”

Hudzaifah menjawab, “Aku memilih Anshar, ya Rasulullah!”

Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, Hudzaifah selalu mendampingi beliau bagaikan seorang kekasih. Hudzaifah turut bersama-sama dalam setiap peperangan yang dipimpinnya, kecuali dalam Perang Badar. Mengapa dia tidak ikut dalam Perang Badar? Soal ini pernah diceritakan oleh Hudzaifah. Ia berkata, “Yang menghalangiku untuk turut berperang dalam peperangan Badar karena saat itu aku dan bapakku sedang pergi keluar Madinah. Dalam perjalanan pulang, kami ditangkap oleh kaum kafir Quraisy seraya bertanya, “Hendak ke mana kalian?”

Mereka menjawab, “Ke Madinah!”
Mereka bertanya, “Kalian hendak menemui Muhammad?”
“Kami hendak pulang ke rumah kami di Madinah,” jawab kami.
Mereka tidak bersedia membebaskan kami, kecuali dengan perjanjian bahwa kami tidak akan membantu Muhammad, dan tidak akan memerangi mereka. Sesudah itu barulah kami dibebaskannya.

Setelah bertemu dengan Rasulullah , kami menceritakan kepada beliau peristiwa tertangkapnya kami oleh kaum kafir Quraisy dan perjanjian dengan mereka. Lalu, kami bertanya kepada beliau tentang apa yang harus kami lakukan.

Rasulullah menjawab, “Batalkan perjanjian itu, dan marilah kita mohon pertolongan Allah untuk mengalahkan mereka!”

Dalam Perang Uhud, Hudzaifah ikut memerangi kaum kafir bersama dengan ayahnya, Al-Yaman. Dalam perang itu, Hudzaifah mendapat cobaan besar. Dia pulang dengan selamat, tetapi bapaknya syahid oleh pedang kaum muslimin sendiri, bukan kaum musyrikin.

Berikut kisahnya, pada hari terjadinya Perang Uhud, Rasulullah menugaskan Al-Yaman (ayah Hudzaifah) dan Tsabit bin Waqsy mengawal benteng tempat para wanita dan anak-anak, karena keduanya sudah lanjut usia. Ketika perang memuncak dan berkecamuk dengan sengit, Al-Yaman berkata kepada temannya, “Bagaimana pendapatmu, apalagi yang harus kita tunggu. Umur kita tinggal seperti lamanya kita menunggu keledai minum dengan puas. Kita mungkin saja mati hari ini atau besok. Apakah tidak lebih baik bila kita ambil pedang, lalu menyerbu ke tengah-tengah musuh membantu Rasulullah. Mudah-mudahan Allah memberi kita rezeki menjadi syuhada bersama-sama dengan nabi-Nya.” Keduanya lalu mengambil pedangnya dan terjun ke medan pertempuran.

Tsabit bin Waqsy memperoleh kemuliaan di sisi Allah. Dia syahid di tangan kaum musyrikin. Tetapi, Al-Yaman menjadi sasaran pedang kaum muslimin sendiri, karena mereka tidak mengenalnya. Hudzaifah berteriak, “Itu bapakku …! Itu bapakku …!” Tetapi sayang, tidak seorang pun yang mendengar teriakannya, sehingga bapaknya jatuh tersungkur oleh pedang teman-temannya sendiri. Hudzaifah tidak berkata apa-apa, kecuali hanya berdoa kepada Allah, “Semoga Allah Taala mengampuni kalian, Dia Maha Pengasih dari yang paling pengasih.”

Rasulullah memutuskan untuk membayar tebusan darah (diyat) bapak Hudzaifah kepada anaknya, Hudzaifah. Hudzaifah berkata, “Bapakku menginginkan supaya dia mati syahid. Keinginannya itu kini telah dicapainya. Wahai Allah! Saksikanlah, sesungguhnya aku menyedekahkan diyat darah bapakku kepada kaum muslimin.”

Maka, dengan pernyataannya itu, penghargaan Rasulullah terhadap Hudzaifah bertambah tinggi dan mendalam.

Rasulullah menilai dalam pribadi Hudzaifah Ibnul Yaman terdapat tiga keistimewaan yang menonjol. Pertama, cerdas, sehingga dia dapat meloloskan diri dalam situasi yang serba sulit. Kedua, cepat tanggap, berpikir cepat, tepat dan jitu, yang dapat dilakukannya setiap diperlukan. Ketiga, cermat memegang rahasia, dan berdisplin tinggi, sehingga tidak seorang pun dapat mengorek yang dirahasiakannya.

Sudah menjadi salah satu kebijaksanaan Rasulullah, berusaha menyingkap keistimewaan para sahabatnya dan menyalurkannya sesuai dengan bakat dan kesanggupan yang terpendam dalam pribadi masing-masing mereka. Yakni, menempatkan seseorang pada tempat yang selaras.

Kesulitan terbesar yang dihadapi kaum muslimin di Madinah ialah kehadiran kaum Yahudi munafik dan sekutu mereka, yang selalu membuat isu-isu dan muslihat jahat, yang selalu dilancarkan mereka terhadap Rasulullah dan para sahabat. Untuk menghadapi kesulitan ini, Rasulullah mempercayakan suatu yang sangat rahasia kepada Hudzaifah Ibnul Yaman, dengan memberikan daftar nama orang munafik itu kepadanya. Itulah suatu rahasia yang tidak pernah bocor kepada siapa pun hingga sekarang, baik kepada para sahabat yang lain atau kepada siapa saja. Dengan mempercayakan hal yang sangat rahasia itu, Rasulullah menugaskan Hudzaifah memonitor setiap gerak-gerik dan kegiatan mereka, untuk mencegah bahaya yang mungkin dilontarkan mereka terhadap Islam dan kaum muslimin. Karena inilah, Hudzaifah Ibnul Yaman digelari oleh para sahabat dengan Shaahibu Sirri Rasulullah (Pemegang Rahasia Rasulullah).

Suatu ketika, Rasulullah memerintahkan Hudzaifah melaksanakan suatu tugas yang amat berbahaya, dan membutuhkan keterampilan luar biasa untuk mengatasinya. Karena itulah, beliau memilih orang yang cerdas, tanggap, dan berdisiplin tinggi. Peristiwa itu terjadi pada puncak peperangan Khandaq. Kaum muslimin telah lama dikepung rapat oleh musuh, sehingga mereka merasakan ujian yang berat, menahan penderitaan yang hampir tidak tertangguhkan, serta kesulitan-kesulitan yang tidak teratasi. Semakin hari situasi semakin gawat, sehingga menggoyahkan hati yang lemah. Bahkan, menjadikan sementara kaum muslimin berprasangka yang tidak wajar terhadap Allah .

Namun begitu, pada saat kaum muslimin mengalami ujian berat dan menentukan itu, kaum Quraisy dan sekutunya yang terdiri dari orang-orang musyrik tidak lebih baik keadaannya daripada yang dialami kaum muslimin. Karena murka-Nya, Allah menimpakan bencana kepada mereka dan melemahkan kekuatannya. Allah meniupkan angin topan yang amat dahsyat, sehingga menerbangkan kemah-kemah mereka, membalikkan periuk, kuali, dan belanga, memadamkan api, menyiramkan muka mereka dengan pasir dan menutup mata dan hidung mereka dengan tanah.

Pada situasi genting dalam sejarah setiap peperangan, pihak yang kalah ialah yang lebih dahulu mengeluh dan pihak yang menang ialah yang dapat bertahan menguasai diri melebihi lawannya. Dalam detik-detik seperti itu, amat diperlukan informasi secepatnya mengenai kondisi musuh, untuk menetapkan penilaian dan landasan dalam mengambil putusan melalui musyawarah.

Ketika itulah Rasulullah membutuhkan keterampilan Hudzaifah Ibnul Yaman untuk mendapatkan info-info yang tepat dan pasti. Maka, beliau memutuskan untuk mengutus Hudzaifah ke jantung pertahanan musuh, dalam kegelapan malam yang hitam pekat. Marilah kita dengarkan dia bercerita, bagaimana dia melaksanakan tugas maut tersebut.

Hudzaifah berkata, “Malam itu kami (tentara muslimin) duduk berbaris, Abu Sufyan dengan dua baris pasukannya kaum musyrikin Mekah mengepung kami sebelah atas. Orang-orang Yahudi Bani Quraizhah berada di sebelah bawah. Yang kami khawatirkan ialah serangan mereka terhadap para wanita dan anak-anak kami. Malam sangat gelap. Belum pernah kami alami gelap malam yang sepekat itu, sehingga tidak dapat melihat anak jari sendiri. Angin bertiup sangat kencang, sehingga desirannya menimbulkan suara bising yang memekakkan. Orang-orang lemah iman, dan orang-orang munafik minta izin pulang kepada Rasulullah, dengan alasan rumah mereka tidak terkunci. Padahal, sebenarnya rumah mereka terkunci.

Setiap orang yang minta izin pulang diberi izin oleh Rasulullah, tidak ada yang dilarang atau ditahan beliau. Semuanya keluar dengan sembunyi-sembunyi, sehingga kami yang tetap bertahan hanya tinggal 300 orang.

Rasulullah berdiri dan berjalan memeriksa kami satu per satu. Setelah beliau sampai di dekatku, aku sedang meringkuk kedinginan. Tidak ada yang melindungi tubuhku dari udara dingin yang menusuk-nusuk, selain sehelai sarung butut kepunyaan istriku, yang hanya dapat menutupi hingga lutut. Beliau mendekatiku yang sedang menggigil, seraya bertanya, “siapa ini!”

“Hudzaifah!” jawabku.

“Hudzaifah!” tanya Rasulullah minta kepastian. “Aku merapat ke tanah, sulit berdiri karena sangat lapar dan dingin.”

“Betul, ya Rasulullah!” jawabku.

“Ada beberapa peristiwa yang dialami musuh. Pergilah engkau ke sana dengan sembunyi-sembunyi untuk mendapatkan data-data yang pasti, dan laporkan kepadaku segera …!” kata beliau memerintah.

Aku bangun dengan ketakutan dan kedinginan yang sangat menusuk. Maka, Rasulullah berdoa, “Wahai Allah! lindungilah dia, dari hadapan, dari belakang, kanan, kiri, atas, dan dari bawah.”

Demi Allah! Sesudah Rasulullah selesai berdoa, ketakutan yang menghantui dalam dadaku dan kedinginan yang menusuk-nusuk tubuhku hilang seketika, sehingga aku merasa segar dan perkasa. Tatkala aku memalingkan diriku dari Rasulullah, beliau memanggilku dan berkata, “Hai, Hudzaifah! sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan kembali kepadaku!”

Jawabku, “Saya siap, ya Rasulullah!”

Lalu, aku pergi dengan sembunyi-sembunyi dan hati-hati sekali, dalam kegelapan malam yang hitam kelam. Aku berhasil menyusup ke jantung pertahanan musuh dengan berlagak seolah-olah aku anggota pasukan mereka. Belum lama aku berada di tengah-tengah mereka, tiba-tiba terdengar Abu Sufyan memberi komando.

Ia berkata, “Hai, pasukan Quraisy! dengarkan aku berbicara kepada kamu sekalian. Aku sangat khawatir, hendaknya pembicaraanku ini jangan sampai terdengar oleh Muhammad. Karena itu, telitilah lebih dahulu setiap orang yang berada di samping kalian masing-masing!”

Mendengar ucapan Abu Sufyan, aku segera memegang tangan orang yang di sampingku seraya bertanya, “Siapa kamu?” Jawabnya, “Aku si Anu, anak si Anu!”

Sesudah dirasanya aman, Abu Sufyan melanjutkan bicaranya, “Hai, pasukan Quraisy! demi Tuhan! Sesungguhnya kita tidak dapat bertahan di sini lebih lama lagi. Hewan-hewan kendaraan kita telah banyak yang mati. Bani Quraizhah berkhianat meninggalkan kita. Angin topan menyerang kita dengan ganas seperti kalian rasakan. Karena itu, berangkatlah kalian sekarang dan tinggalkan tempat ini. Sesungguhnya aku sendiri akan berangkat.”

Selesai berkata demikian, Abu Sufyan kemudian mendekati untanya, melepaskan tali penambat, lalu dinaiki dan dipukulnya. Unta itu bangun dan Abu Sufyan langsung berangkat. Seandainya Rasulullah tidak melarangku melakukan suatu tindakan di luar perintah sebelum datang melapor kepada beliau, sungguh telah kubunuh Abu Sufyan dengan pedangku.

Aku kembali ke pos komando menemui Rasulullah. Kudapati beliau sedang salat di tikar kulit, milik salah seorang istrinya. Tatkala beliau melihatku, didekatkannya kakinya kepadaku dan diulurkannya ujung tikar menyuruhku duduk di dekatnya. Lalu, kulaporkan kepada beliau segala kejadian yang kulihat dan kudengar. Beliau sangat senang dan bersuka hati, serta mengucapkan puji dan syukur kepada Allah .

Sungai Nil Akhirnya Mengalir ke Gunung Wahyu Nabi Musa


Sungai Nil yang melegenda akhirnya berhasil dialirkan ke wilayah pegunungan Sinai atau Sant Catherine, tempat Nabi Musa konon menerima wahyu dari Allah. Air Nil berhasil mengairi wilayah pegunungan batu dan tandus itu setelah proyek pembuatan cabang sungai dan kanal air Nil berhasil dirampungkan.
Duta Besar Uni Eropa untuk Mesir, Mark Franco, mengumumkan selesai dan suksesnya prosesi pembangunan proyek pengaliran air sungai Nil ke kota Sant Catherine yang terletak di di kaki gunung Sinai (Jabal Thur atau Jabal Musa).
Dalam kunjungannya ke wilayah Sinai Selatan pada Rabu (10/2) kemarin, Franco mengatakan, proyek tersebut merupakan salah satu proyek besar dan penting Uni Eropa untuk mengembangkan wilayah Sinai Selatan.
Biaya proyek pembuatan kanal air Nil menuju wilayah tersebut menghabiskan total dana sebesar 150 Juta Pound Mesir (sekitar 3 Milyar Rupiah). Total biaya yang dianggarkan Uni Eropa untuk mengembangkan kawasan Sinai Selatan berkisar 64 Milyar Euro.
Terletak sekitar 600 KM dari Kairo (kota yang dilalui jalur Sungai Nil), kawasan Sinai Selatan terbilang sebagai kawasan penting. Di kawasan tersebut terdapat tempat suci dan bersejarah bagi tiga agama: Yahudi, Kristen, dan Islam. Selain Gunung Thursina atau Jabal Musa, terdapat juga perkampungan Nabi Syuaib, Makam Nabi Harun, Situs Sapi Samiri, dan juga Biara Kristen Sant Catherine yang berdiri di awal-awal abad Masehi.
Selain meliputi situs-situs bersejarah dan suci, kawasan Sinai Selatan juga memiliki banyak kawasan wisata alam internasional lainnya, utamanya di sepanjang pesisir Laut Merah, semisal pantai Sharm Sheikh, Dahab, Taba, dan lain-lain. (ags/srq)

sungai nil

Penulis kitab  Al Aqaaliimus-Sab’ah meriwayatkan bahwa sungai Nil berasal dari mata air yang terdapat di gunung Qamar. Masing-masing 5 mata air bertemu di sebuah bendungan disana kemudian keduanya mengalir.
Mas’udi meriwayatkan bahwa sungai Nil mengalir di atas permukaan bumi sejauh 1000 farsakh, melewati dataran subur dan dataran gersang, terus ke negeri Sudan, sampai ke dataran tinggi Mesir. Ke tempat inilah biasanya kapal-kapal laut berlayar dari kota Fusthat (Kairo lama). Beberapa mil dari kota Aswan terdapat pegunungan dan bebatuan di mana sungai Nil mengalir di tengah-tengahnya, sehingga perahu-perahu tidak bisa melaluinya tempat ini memisahkan antara (trayek) perahu-perahu orang-orang Habsyi dengan perahu-perahu orang-orang muslim. Tempat ini terkenal pula dengan bebatuannya yang besar dan keras. Kemudian sungai Nil berakhir di laut Dimyath, Rasyid, Iskandariyah untuk kemudian bermuara di sebuah laut asin yang ada disana.
Ada suatu hikayat bahwa raja Nagrawasi Al Jabbar bin Mishraayim pergi ke sumber air sungai Nil. Kemudian ia menggalinya dan memperbaiki alirannya. Namun sungai ini masih meluap ke permukaan tanah dan airnya menggenanginya dengan bebas tanpa ada sesuatu yang menahannya. Maka ia mulai mengatur dan membagi alirannya menjadi beberapa sungai yang mengalir ke berbagai tempat agar dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk hal ini raja tersebut menggunakan patung-patung dari tembaga sebanyak 85 buah untuk membendung air sungai. Sang raja membuat ukuran-ukuran air pada patung-patung tersebut agar air ini bisa membawa kemakmuran bagi Mesir bukannya mendatangkan kerusakan.
Beberapa kali hikmah mengatakan “Seandainya tidak ada buah lemon di Mesir, niscaya penduduknya akan sakit karena manisnya air sungai Nil dan kemudian mereka akan mati. Akan tetapi kecutnya air buah lemon bisa mencegah penyakit diabetes.
Dalam ungkapan syair disebutkan :
“Sungai Nil negeri Mesir adalah surga, airnya bisa menghidupkan dahan-dahan pepohonan. Jika kau bandingkan dengan mata air lainnya, sangatlah jarang kau dapati bandingannya."
Sungai Nil mengalami pasang surut yang teratur. Dijelaskan bahwa karakteristik sungai Nil adalah apabila ia sedang berada pada permulaan pasangnya maka airnya akan berubah menjadi hijau. Penduduk Mesir mengatakan bahwa sungai Nil sedang mengidam. Mereka menganggap bahwa meminum airnya pada waktu itu adalah berbahaya. Diantara keanehan-keanehan sungai Nil adalah bahwa di dalamya terdapat kuda laut (sekarang kuda Nil).
Al_ Kindi berkata bahwa sungai Nil adalah sungai yang paling mulia di seluruh permukaan bumi. Ia mengairi beberapa daerah yang terdapat di negeri Mesir. Airnya adalah yang paling baik. Adapun syair yang dilantukan Syaikh Zainudin Ibnul Wardi ; Negeri Mesir bagaikan sebuah dunia yang dihuni oleh seluruh makhluk, maka bandingkanlah ia dengan kelebihan-kelebihannya. Wahai orang-orang yang selalu membanggakan negeri Baghdad dan sungai Dajlahnya. Mesir lebih utama darinya dan sungai Nil lebih luas.

Subhanalloh….Mesir dan sungai Nil memang berjodoh…… Jika Allah SWT ingin mengalirkan sungai Nil negeri Mesir maka Dia memerintahkan setiap sungai di permukaan bumi untuk mengirimkan air padanya.

panji si petualang meninggal dunia

Mengenaskan Nasib penjinak ular yg sering tampil di televisi ini,waktu syuting di pulau komodo rencana nya akan "menaklukan" kadal raksasa tersebut tanpa di duga raksasa tersebut menyerang panji karena merasa terganggu.

Aksi Panji kali ini memanng terbilang nekad,dengan gaya khas nya yg rusuh ia sengaja mengganggu hewan tersebut yg berukuran 2,5 M dengan cara menarik dari ekornya secara kasar.Waktu si komodonya gak mau ngelayanin si panji komodo nya lari ke semak-semak.tapi panji masih menarik ekornya tersebut dengan kasar akhirnya si komodo tersebut mengejar panji hingga beberapa puluh meter.panji yg tidak menyangka respon binatang trsbut.Lari pontang panting. Panji melemparkan tas nya ke arah komodo tersebut dengan berharap mengalihkan perhatian komodo trsbut.komodo trsbut menggigit tangan panji dan melontarkanya lalu dia mencabik cabik dan melahap isi perutnya malang sekali nasib nya

saat aku mimpi di sekolah..... hi..hi..hi...

Rabu, 18 Mei 2011

macam-macam sholawat


1. Artinya: “Semoga Allah Swt. Mencurahkan shalawat kepada Muhammad “
Penjelasan:
Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa Nabi Saw. Bersabda:
“Barangsiapa yang membaca shalawat ini, berarti ia telah membukakan bagi dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada dirinya dalam hati umat manusia.”
Diceritakan, seorang penduduk negeri Syam datang meng-hadap Rasulullah Saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, ayah saya sudah sangat tua, namun beliau ingin sekali melihat Anda.”
Rasulullah menjawab, “Bawa dia kemari!”
Orang itu berkata, “la buta, tidak bisa melihat.”
Rasulullah lalu bersabda, “Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkan Shallallâhu ‘alâ Muhammdin selama tujuh minggu setiap malam. Semoga ia akan melihatku dalam mimpi dan dapat meriwayatkan hadis dariku.”
Anjuran Rasulullah itu ditruti oleh orang tersebut. Benar saja, ternyata ia bisa bermimpi melihat Rasulullah Saw. Serta meriwayatkan hadis dari beliau.
.

2. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan Keluarganya.”
Penjelasan:
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang meng-ucapkan Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa Sallim ketika ia berdiri, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia duduk. Barangsiapa yang mengucapkannya ketika duduk, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia berdiri. “
.

3. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah Shalawat atas Muhammad, hamba dan nabi-Mu, nabi yang ummi.”
Penjelasan :
Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ’ mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat se-banyak delapan puluh kali, Allah akan mepgampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun.”
Kemudian ditanyakan, “Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?”
Rasulullah menjawab, ‘Allâhumma shalli ‘alâ Muhamadin ‘abdika wa Nabiyyika al-Nabiyyi al-Ummî.”
Diriwayatkan bahwa, barangsiapa yang membacanya setiap hari dan setip malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi Saw. dalam keadaan sadar.
.

4. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah sealawat atas Muham-mad dan kelurga Muuhammad sehingga tidak tersisa lagi satu shalawat pun; sayangilah Muhammad dan keluarga Muhammad sehingga tidak lagi tersisa satu rahmatpun; berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sehingga tidak lagi tersisa satu berkahpun; dan limpahkanlah kese-jahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sehingga tidak lagi tersisa satu kesejahteraan pun.”
Penjelasan:
Al-Fasi berkata, “Shalawat ini disebutkan oleh Jabar dari sahabat Ibn ‘Umar r.a. Disebutkannya pula keutamaan yang besar dari shalawat ini dan kebajikan bagi seorang laki-laki yang mengucapakannya dihadapan nabi Saw.”
.

5. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad, dan tempatkanlah ia ditempat yang dekat dengan-Mu di Hari Kiamat.”
Penjelasan :
Shalawat ini dikemukakan oleh Al-Thabrânî, Ahmad, Al-Bazzar, dan Ibn ‘Ashim dari sahabat Ruwayfi bin Tsabit al-Anshari. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan shalawat ini, berarti ia berhak mendapatkan syafa’atku.”
.

6. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di alam ruh, kepada jasadnya di alam jasad, dan kepada kuburnya di alam kubur.”
Penjelasan :
Imam Al-Sya’rânî menutrkan bahwa Nabi Saw. telah ber-sabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini, ia akan melihatku di alam mimpi. Barangsiapa yang me-lihatku di alam mimpinya, ia akan melihatku di Hari Kiamat. Baranggiapa yang melihatku di Hari Kiamat, aku akan memberinya syafaat. Barangsiapa yang aku beri syafaat, niscaya ia akan minum dari telagaku dan di-haramkan jasadnya oleh Allah dari neraka.
.

7. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Mu-hammad dan kepada keluarga Muhammad, di kalangan orang-orang dulu maupun orang-orang setelahnya, serta di alam arwah sampai Hari Kiamat.”
Penjelasan :
Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa seorang laki-laki menghadap Rasulullah Saw. ketika beliau sedang duduk di dalam masjid. Orang itu berkata, Assalâmu ‘alaykum, wahai ahli kemuliaan!”
Orang itu lalu didudukkan oleh Nabi Saw di tengah-tengah. yaitu antara beliau dan Abu Bakar r.a. Orang-orang yang hadir ketika itu menjadi heran menyaksikan hal itu hingga Nabi Saw. menjelaskan. “Jibril a.s. telah datang kepadaku memberitahukan bahwa orang ini telah memberi shalawat kepadaku dengan shalawat yang belum pemah dibaca oleh seorang pun sebelumnya.”
Lalu Abu Bakar bertanya. “Bagaimana shalawatnya ya Rasulullah? Kemudian Rasulullah Saw. menyebutkan sha-lawat tersebut di atas.
.

8. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas Muhammad-hamba-Mu, Nabi-Mu, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi; juga atas keluarganya, isteri-isterinya, dan ketu-runannya, sebanyak jumlah makhluk-Mu, keridhaan diri-Mu, hiasan Arsy-Mu, dan tinta kalimat-Mu.”
Penjelasan:
Al-Hafizh Al-Sakhâwî menuturkan, seandainya seseorang bersumpah bahwa ia akan mengucapkan shalawat yang paling utama, maka shalawat ini telah membebaskan ia dari sumpahnya itu.
Pen-syarah kitab Dalâ’il mengatakan, bahwa lafal shalawat ini diambil dari hadis Ummul Mukminin. Juwairiyah.
.

9. Artinya: “Ya Allah, limpahkilnlah shalawat atas junjunan kami, Muhammad, dengan suatu shalawat yang menye-babkan kami selamat dari semua ketakutan dan malapetaka, yang menyebabkan Engkau menunaikan semua hajat kami, yang menyebabkan Engkau me-nyucikan kami dari semua kejahatan, yang menyebabkan Engkau mengangkat kami ke derajat yang tinggi di sisi-Mu, dan yang menyebabkan Engkau menyampaian semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebakan dunia dan akhirat.”
Penjelasan:
Shalawat di atas disebutkan di dalam kitab Dalâ’il. Dalam syarah kitab tersebut disebutkan riwayat dari Hasan bin ‘Ali Al-Aswânî. Ia berkata, “Barangsiapa yang membaca shalawat ini dalarn setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang diinginkannya.”
.

10. Artinya: “Ya Allah limpahkanlah shalawat atas junjunan kami, Muhammad– samudera cahaya-Mu, tambang ra-hasia-Mu, singgasana kerajaan-Mu, imam hadrat-Mu, bingkai kerajaan-Mu, perbendaharaan rahmat-Mu, dan jalan syariat-Mu,yang mendapat kelezatan dengan tauhid-Mu, insan yang menjadi sebab segala yang maujud, penghulu para makhluk-Mu, yang memperoleh pancaran sinar cahaya-Mu- dengan shalawat yang kekal sekekal diri-Mu, yang tetap sebagaimana tetap-Mu, dan yang tidak ada akhir di balik ilmu-Mu; juga dengan shalawat, yang meridhakan-Mu dan meridhakannya serta meridhakan kami dengannya, duhai Tuhan semesta alam.”
Penjelasan :
Shalawat ini dinamakan shalawat ‘Cahaya Kiamat’. Sha-lawat ini disebut demikian karena banyaknya cahaya yang akan diperoleh oleh orang yang membacanya pada Hari Kiamat kelak.”
Sayyid Ahmad Al-Shâwî dan yang lainnya mengatakan, shalawat ini saya dapatkan tertulis di atas sebongkah batu dengan tulisan qudrati.
Di dalam syarah atas kitab Dalâ’il disebutkan, sebagian pemuka para wali mengatakan, bahwa shalawat ini berbanding dengan 14.000 shalawat lainnya.
.
Sumber: http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/12/2/pustaka-175.html
.
001-shalawat2
11. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya,limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebagaimana shalawat yang Engkau perintahkan kepadanya, lim-pahkanlah shalawat kepada Muhammad sebagaimana Engkau suka agar dibacakan shalawat atasnya, dan lim-pahkanlah pula shalawat kepada Muahammd sebagaimana seharusnya shalawat atasnya.”
Shalawat di atas dinamakan Al-Shalât al-’Adâdiyyah.
.
002-shalawat2
12. Artinya: “Ya Allah, limpakanlah shalawat atas Nabi kami, Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan untuk menyebut-Mu “
Penjelasan:
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (?) adalah dua sighat shalawat dari Imam Al-Syâfi’i r.a. Berkaitan dengan shalawat sebelumnya (?) telah dice-ritakan di dalam syarah atas kitab Dalâ’il, bahwa Imam Al-Syâfi’i pernah bermimpi bertemu seseorang, lalu dikatakan kepadanya, “Apa yang telah diperbuat Allah atas diri Anda?”
Imam Al-Syâfi’i menjawab, Allah telah mengampuni diriku.”
“Dengan amal apa?” orang itu bertanya lagi.
“Dengan lima kalimat yang aku pergunakan untuk memberi shalawat kepada Nabi Saw.,” Jawab Imam Al-Syafi’i.
“Bagaimana bunyinya?”
Lantas beliau mengucapkan shalawat tersebut di atas.
Sedangkan berkaitan dengan shalawat ini (?), Al- Mazânî bertutur sebagai berikut:
Saya bermimpi melihat Imam Al-Syâfi’i. Lalu saya bertanya pada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah terhadap diri Anda?”
Beliau menjawab, Allah telah mengampuni diriku berkat shalawat yang aku cantumkan di dalam kitab Al-Risâlah, yaitu: Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin kullama dza-karaka al-Dzâkirûna wa Shalli ‘alâ Muhammadin kullamâ ghafala ‘an dzikrik al-Ghâfilûna.”
Sementara itu, Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ’ menuturkan hal berkut:
Abu Al-Hasan Al-Syâfi’i menuturkan, “Saya telah bermimpi melihat Rasulullah Saw., lalu saya bertanya, “Ya Rasulullah, dengan apa Al-Syâfi’i diberi pahala dari sebab ucapannya dalam kitab Al-Risâlah: Washallallâhu ‘alâ muhammaddin kullamâ dzakara al-Dzdâkirûn waghafala ‘an dzikrik al-ghâfilûn?’ Rasulullah meniawab: ‘la tidak ditahan untuk dihisab.”‘
.
003-shalawat2
13. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas cahaya di antara segala cahaya, rahsia di antara segala rahasia, pe-nawar duka, dan pembuka pintu kemudahan, yakni Say-yidina Muhammad, manusia pilihan, juga kepada ke-luarganya yang suci dan sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karunia-Nya.”
Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Ahmad Al-Badawi r.a., Sayyid Ahmad Ruslan mengomentari shalawat ini, “Sha-lawat ini sangat mujarab untuk menunaikan hajat, mengusir kesusahan, menolak bencana, dan memperoleh ca-haya; bahkan sangat manjur untuk segala keperluan.”
.
004-shalawat2
14. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas Muhammad, Nabi yang ummi; juga kepada keluarga dan para sahabatnya, sebanyak jumlah apa Yang Engkau ketahui, seindah apa Yang Engkau ketahui, dan sepenuh apa Yang Engkau ketahui.”
Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Syamsuddin Muham-mad Al-Hanafi r.a. (Sultan Hanafi). la termasuk salah seorang keturunan Abu Bakar Al-Shiddiq r.a. la telah menjabat kedudukan sebagai kutub para wali (quthb awliya) selama 46 tahun 3 bulan dan beberapa hari. Selama masa jabatannya itu, ia merupakan quthb ghawts mufrad jam’i.
Banyak sekali cerita-cerita berkenaan dengan riwayat hidup dan karamahnya: Di antaranya ia tidak pernah ber-diri satu kali pun bila menyambut kedatangan para raja. Bahkan, jika ada salah searang di antara raja-raja itu datang kepadanya, raja tersebut merendahkan diri di hadapannya, duduk dengan sopan tanpa menaleh ke kiri dan ke kanan selama berada di hadapan beliau.
.
005-shalawat2
15. Artinya: “Ya Allah limpahkan shalawat, salam, dan berkah, kepada Muhammad– cahaya zat dan rahasia yang berjalan di malam hari–di dalam seluruh asma dan sifat.”

Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Sayyidina Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. ia berbanding dengan seratus ribu shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini berguna untuk melepaskan kesulitan.
.
006-shalawat2
16. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah atas Sayyidina Muuammad–pembuka hal-hal yang terkunci; penutup perkara-perkara yang sudah berlalu; penolong kebenaran dengan kebenaran; dan penunjuk jalan kepada jalan-Mu yang lurus. Semoga Allah senan-tiasa melimpahkan shalawat kepadanya, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, sesuai dengan derajat dan kedudukannya yang tinggi.”
Penjelasan:
Shalawat di atas berasal dari Sayyid Abu Al-Mukarim Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Abi Al-Hasan Al-Bakri r.a.
Di antara khasiat shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Sebagian ulama Maroko mengatakan, bahwa shalawat ini turun ke atasnya dalam satu sahifah dari Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai sepuluh ribu-bahkan ada yang menyatakan pula enamratus ribu–shalawat lainnya.
Barangsiapa yang men-dawam-kan (membiasakan secara rutin) membacanya selama empat puluh hari, Allah akan mengampuninya dari segala dosanya. Barangsiapa yang membacanya sebanyak seribu kali pada malam Kamis, Jumat atau Senin, ia akan berkumpul dengan Nabi Saw. Akan tetapi, sebelumnya hendaklah ia melakukan salat sunnah empat rakaat: Pada rakaat pertama ia membaca Surah Al-Fâtihah dan Al-Qadr. Pada rakaat kedua sesudah Al-Fâtihah ia membaca Surah Al-Zalzalah. Pada rakaat ketiga sesudah Al-Fâtihah ia membaca Surah Al-Kafirun. Pada rakaat keempat sesudah Al-Fâtihah ia membaca Surah Al-Mu’awwidzatayn (surah Al-Falaq dan Al-Nâs). Hendaklah ia membakar kemenyan Arab ketika membaca shalawat tersebut.
.
007-shalawat2
17. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, sebanyak apa yang ada di dalam pe-ngetahuan Allah, dengan shalawat yang kekal seba-gaimana kekalnya kerajaan Allah.”
Penjelasan:
Sayyid Ahmad Al-Sakhâwî, dengan menukil dari ulama lainnya mengatakan bahwa shalawat tersebut di atas me-nyamai 600,000 shalawat lainnya. Shalawat ini dikenal dengan sebutan, “Shalawat Kebahagiaan”.
Sedangkan Syaikh Dahlan memberikan komentamya, “Shalawat ini merupakan sighat shalawat yang sempurna. Orang yang membacanya secara rutin tiap-tiap hari Jumat sebanyak seribu kali akan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat.”
.
008-shalawat2
18. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah, kepada sayyidina Muhamamd dan keluarganya; sebanyak kesempurnaan Allah dan segala yang sesuai dengan sesuai dengan kesempurnaan-Nya itu.”
Penjelasan:
Shalawat ini dikenal di kalangan ahli tarekat sebagai shalawat “Kamaliyah”. Mereka telah memilih shalawat tersebut sebagai wirid karena pahalanya yang tidak terhingga.
Ada yang menyatakan bahwa shalawat ini menyamai pahala 14.000 shalawat lainnya.
.
009-shalawat2
19. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada penghulu kami, Muhammad-Nabi yang ummi, yang terkasih, yang tinggi kedudukannya, dan yang besar wibawanya; juga kepada keluarga dan para sahabatnya.”
Penjelasan:
Tentang shalawat ini, ada yang mengatakan bahwa Nabi Saw. bershalawat atas dirinya dengan shalawat tersebut.
.
010-shalawat2
20. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muuhammad dan keluarga Sayyidina Muhammad, di dalam setiap kejapan mata dan tarikan napas, serta sebanyak jumlah ilmu yang Engkau miliki.”
Penjelasan:
Shalawat ini diterima oleh Maulana Syaikh Al-Hindi dari Nabi Saw. Di antara keistimewaannya adalah: jika Anda membacanya secara rutin, Anda akan memperoleh ilmu dan rahasia langsung dari Nabi Saw.
.
011-shalawat2
21. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan kesejahteraan yang paripurna kepada junjunan kami, Muhammad, yang dengan perantaraan beliau itu dilepaskan semua ikatan, dilenyapkan segala kesusahan, di-tunaikan segenap kebutuhan, diperoleh segala keinginan, dicapai akhir yang baik, dan diberi minum dari awan berkat wajahnya yang mulia, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, dalam setiap kejapan mata dan tarikan napas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki.”
Penjelasan:
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan “shalawat Tafrijiyah”. Tentang shalawat ini, Imam Al-Qurthubi me-nuturkan bahwa, barangangsiapa yang membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahan-nya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudah-kan urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rezeki-nya, dan membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan lain-lain.
.
012-shalawat2
22. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad-hamba dan Rasul-Mu serta Nabi yang ummi; atas keluarga Muhammad dan para isterinya, ibu kaum Mukmin, serta atas keturunan dan keluarganya-sebagai-mana Engkau telah melimpahkan shalawat itu kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Di alam raya ini se-sungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.
Ya Allah berkatilah Muhammad–hamba dan rasul-Mu serta Nabi yang ummi; jugakeluarga dan para isterinya, ibu kaum Mukmin serta keturunan dan Ahli Baitnya– se-bagaimana Engkautelah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Di alam raya ini sesungnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari hadis yang sahih.
.
013-shalawat2
23. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat, berkah, dan rahmat-Mu kepada Muuhammad-hamba, Nabi, dan utusan-Mu; Nabi yang ummi, penghulu para rasul, imam orang-orang yang bertakwa, dan penutup para Nabi; Imam kebaikan dan panglima kebaikan, serta rasul rahmat, juga kepada isteri-isterinya, ibu kaum beriman, dan kepada keturunan dan Ahli Baitnya; kepada keluarga dan para sahabatnya, para penolong dan para pe-ngikutnya, serta umat dan para pencintanya-sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat, berkah, rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Di alam raya ini sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Limpahkanlah pula shalawat, berkah, dan rahmat atas kami bersama mereka, dengan shalauwat-Mu yang paling utama dan berkah-Mu yang paling suci; selama orang-orang yang ingat menyebut nama-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan-Mu; sebanyak jumlah yang genap dan yang ganjil; sebanyak jumlah kalimat-Mu yang sem-purna dan diberkahi; dan sebanyak jumlah makhluk-Mu, keridhaan diri-Mu, perhiasan arsy-Mu, dan tintakalimat-Mu–shalawat yang kekal sekekal diri-Mu.
Ya Allah, bangkitkanlah dia pada Hari Kiamat kelak pada derajat kedudukan yang terpuji, yang diinginkan oleh orang-orang dulu maupun orang-orang setelahnya; tem-patkanlah dia pada tempat yang dekat dengan-Mu pada Hari Kiamat; perkenankanlah syafaatnya yang besar; angkatlah derajatnya yang tinggi; dan berikanlah ke-padanya semua permintaannya di akhirat dan di dunia, sebagaimana yang telah Engkau berikan kepada Ibrahim dan Musa.
Ya Allah, jadikanlah kecintaannya di dalam kalangan mereka yang disucikan, kasih-sayangnya di kalangan mereka yang didekatkan, dan sebutannya di dalam ka-langan mereka yang ditinggikan. Berikanlah pahala yang setimpal kepadanya dari kami sesuai dengan haknya, dengan sebaik-baik pahala yang Engkau berikan kepada para Nabi dan umatnya. Berikanlah kebaikan kepada semua nabi. Shalawat dari Allah dan kaum Mukmin senantiasa terlimpah kepada Muhammad, Nabi yang ummi. Salam sejahtera tercurah atasmu, duhai Baginda Nabi, serta rahmat Allah, berkah-Nya, ampunan-Nya, dan keridhaan-Nya.
Ya Allah, sampaikanlah salam kami kepadanya, balaslah salam kami olehnya, tetapkanlah pada umat dan ke-turunannya amal perbuatan yang akan menyenangkan hatinya. Duhai Tuhan semesta alam.”

Penjelasan:
Shalawat ini adalah shalawat yang dikumpulkan oleh Al-Hâfizh Al-Sakhâwî di dalam kitab Al-Qawl al-Badî’. Disebutkan pula oleh Ibn Al-Hajar di dalam Al-Durr al-Mandhûdh bahwa ia menghim pun segala lafal yang diriwayatkan.
.
016-shalawat2
24. Artinya: “Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam atas junjunann kami Muhammad, Nabi yang ummi; juga kepada keluarga dan para sahabatnya, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan-Mu sebanyak apa yang diliputi oleh ilmu Allah, dituliskan oleh qalam Allah, diterapkan dalam hukum Allah, dan seluas ilmu Allah; sebanyak jumlah segala sesuatu, berlipat gandanya segala sesuatu, dan sepenuh segala sesuatu; serta sebanyak makhluk Allah, perhiasan arsy Allah, keridhaan Allah, tinta kalimat Allah; seerta semua yang telah terjadi, yang akan terjadi, dan semua yang ada di dalam ilmu Allah dengan shalawat yang menghabiskan seluruh bilangan dan meliputi seluruh batasan; juga dengan shalawat yang berkesinambungan dengan kekalnya kerajaan Allah dan abadi dengan keabadian Allah.”
Penjelasan:
Shalawat ini disebutkan oleh Syaikh Al-Dayrabi di dalam Mujarrabat-nya. Ia termasuk sighat yang sangat bagus sekali untuk memberi shalawat kepada Nabi Saw.
Ada yang berpendapat bahwa orang yang membacanya secara rutin selama sepuluh malam, tiap-tiap malam sebanyak seratus kali, pada saat hendak berbaring tidur di tempat tidurnya, sambil menghadap kiblat dan dalam keadaan suci yang sempurna, akan bermimpi melihat Nabi Saw.
.
017-shalawat2
25. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, serta keluarga dan para sahabatnya, sebanyak jumlah huruf yang digariskan oleh qalam.”

Penjelasan:
Shalawat ini disebutkan oleh pengarang kitab Bughyah al-Mustarsidîn, Mufti Hadramaut, Sayyid Syarif ‘Abdurrahman bin Muhammad Ba’alawi.
Di antara faedah shalawat ini disebutkan diungkapkan oleh Quthb Al-Baddad. la mengatakan bahwa yang menjadikan seseorang meninggal dunia dalam keadaan baik (khusnul khâtimah) adalah jika tiap-tiap selesai mengerjakan salat maghrib ia mengucapkan, “Astaghfirullâh alladzî lâ ilâha illâ huwa al-hayy al-qayyûm, alladzî lâ yamûtu wa atûbu ilayh, rabbigh-firlî,” kemudian diikuti oleh pembacaan shalawat di atas. Barangsiapa yang membaca kalimat-kalimat di atas sebelum berbicara tentang yang lainnya, niscaya ia akan meninggal dalam keadaan beriman.
.
018-shalawat2
26. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjunan kami, Muhammad-hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi; juga kepada keluarga Muhammad, dengan shalawat yang menjadikan kerelaan bagi kami dan penunaian bagi haknya. Berikanlah ke-padanya wasilah dan maqam yang terpuji yang telah Engkau janjikan. Balaslah ia dari kami dengan balasan yang sepantasnya; dan balaslah ia dengan balasan yang paling baik daripada balasan yang telah Engkau berikan kepada seorang nabi dari umatnya. Limpahkanlah pula shalawat-Mu atas semua saudara-saudaranya dari go-longan para nabi, shiddiqun, syuhada, dan orang-orang salih.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan umat terdahulu, dan limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sampai Hari Kiamat.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di dalam alam ruh, limpahkanlah shalawat kepada jasadnya di dalam alam jasad, dan limpahkanlah kepada kuburnya di dalam alam kubur, jadikanlah semulia-mulia shalawat-Mu, setinggi-tinggi berkah-Mu, selembut-lembut kasih sayang-Mu dan ridha-Mu kepada Muhammad-hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, serta berikanlah kesejahteraan yang banyak kepadanya.”

Penjelasan:
Shalawat tersebut di atas dikemukakan oleh lmam Al-’Ârif Syihabuddin Ahmad Al-Suhrawardi di dalam kitabnya, ‘Awârif al-Ma’ârif; telah pula dikemukakan oleh Syaikh Nabhay di dalam kitabnya, Afdhal al-Shalawâti ‘an-Sayyidi al-Sâdâti, yang di dalamnya diterangkan banyak sekali faedah untuk masing-masing bagian darinya.
Diriwayatkan dari Al-Faqih Al-Shâlih ‘Umar bin Sa’id bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat tersebut setiap hari 33 kali, Allah akan membukakan baginya (pintu) antara kuburnya dan kuburku.”
.
019-shalawat2
27. Artinya: “Shalawat Allah, malaikat-Nya, para nabi-Nya, dan seluruh makhluk-Nya, semoga senantiasa tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, atasnya serta atas mereka tercurah salam, rahmat, dan berkah Allah.”

Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Imam ‘Alî bin Abî Thalib k.w., kemudian diwartakan oleh Abû Mûsâ Al-Madînî r.a.
.
020-shalawat2
28. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang ruhnya menjadi mihrab arwah, malaikat, dan seluruh alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang menjadi imam para nabi dan seluruh alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang menjadi pemimpin penduduk surga, yaitu hamba-hamba Allah yang beriman.”

Penjelasan:
Shalawat ini adalah shalawat Sayyidah Fathimah Al-Zahra’. Pengarang kitab Al-Ibrîz, Sayyid ‘Abdul ‘Azîz Al-Dabbâgh, telah banyak membicarakan shalawat ini di dalam kitabnya tersebut. Yang ingin mengetahui tentang shalawat ini secara lebih luas dapat meneliti kitab tersebut.
.
021-shalawat2
29. Artinya: “Ya Allah, Tuhan yang selalu memberikan karunia kepada manusia Tuhan yang selalu membukakan tangan-Nya lebar-lebar dengan pemberian; Tuhan yang mempunyai pemberian-pemberian yang mulia limpah-kanlah shalawat atas Muhmmad, sebaik-baik manusia, dengan penghormatan; ampunilah pula kami, duhai Tuhan Yang Maha Tinggi di sore ini.”

Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas r.a. Dan dikemukakan oleh Abû Mûsâ Al-Madînî r.a.
.
022-shalawat2
30. Artinya: “Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan atas keluarganya, sahabat-sahabatnya, anak-anaknya, isteri-isterinya, keturunannya, Ahli Baitnya, para penolongnya, para pengikutnya, para pencintanya, dan umatnya; dan jadikanlah kami bersama mereka semua duhai Tuhan Yang paling penyayang di antara semua penyayang.”
Penjelasan:
Shalawat ini dikemukakan di dalam kitab Al-Syifâ’ dari Hasan Al-Bashri. Beliau berkata, “Barangsiapa yang ingin minum dari piala dengan minuman telaga Rasulullah Saw., hendaklah ia membaca shalawat itu.”
.
023-shalawat2
31. Artinya: “Semoga Allah melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut nama-Nya dan selama orang-orang yang lalai melupakan-Nya, Semoga Dia melimpahkan shalawat ke-padanya di kalangan orang-orang terdahulu dan setelahnya, dengan shalawat yang paling utama, paling banyak, dan paling baik daripada shalawat yang dilim-pahkan-Nya kepada salah seorang dari ummatnya dengan shalawatnya kepadanya. Salam sejahtera atasnya, teriring rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga Allah membalasnya dari kami dengan balasan yang lebih baik daripada balasan-nya kepada rasul dari orang-orang yang diutus kepadanya. Sebab, dia telah melepaskan kami dari ke-binasaan, dan menjadikan kami sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi manusia, beragama dengan agamanya yang telah diridhai dan dipilih oleh para malaikat-Nya dan orang-orang yang telah diberi-Nya nikmat di antara makhluk-Nya. Oleh karena itu, tidaklah kami mendapat nikmat -baik yang nyata maupun yang tersembunyi, yang kami peroleh dengannya dalam urusan agama dan dunia, dan diangkatkannya keburukan dari kami di dalam keduanya atau di dalam salah satu dari keduanya- melainkan Muhammad Saw.-lah yang menjadi sebabnya; yang memimpin kepada kebaikannya; yang menunjukkan kepada tuntunannya; yang membebaskan dari kebinasaan dan tempat-tempat jahat, yang mengingatkan, sebab-sebab yang mendatangkan kebinasaan; yang tegak me-laksanakan nasihat, tuntunan, dan peringatan darinya. Semoga shalawat dan salam Allah selalu tercurah kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Dia telah mencurahkan shalawat kepada Ibrahim dan ke-luarganya, serta sebagaimana Dia telah mehmpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim; Sesungguhnya Dia Maha terpuji lagi Maha muha.”
Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Imam Al-Syâfi’i r.a. Dan mempunyai penyempurnaan di dalam Al-Risâlah oleh Imam Al-Syâfi’i. Shalawat ini banyak sekali faedahnya, terutama bila dibaca sesudah membacaa Shalawat Nurul Qiyâmah, Yaitu shalawat nomor 16.
.
024-shalawat2
32. Artinya: ” Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas pemimpin para pemimpin dan tujuan dari semua keinginan, Muhammad, kekasih-Mu yang dimuliakan; juga atas keluarga dan para sahabatnya”.

Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari Sayyidi Abu Thahir bin Sayyid ‘Alî Wafâ’.
.
025-shalawat2
33. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang dengannya kegelapan menjadi terang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muham-mad, yang diutus dengan rahmat bagi setiap umat. Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang dipilih untuk memimpin risalah sebelum diciptakan Lawh dan Qalam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang disifati dengan akhlak dan perangai yang utama. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad. yang dikhususkan dengan kalimat yang menyuruh dan hikmah tertentu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang tidak dilanggar kehorrmtan di majelisnya, dan tidak dibiarkan orang yang menganiayanya. Ya Allah, limpah-kanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang bisa berjalan dinaungi oleh awan kemana dia menuju. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad yang dipuji oleh Tuhan kemuliaan dimasa lalu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang dilimpahi shalawat oleh Allah di dalam Kitab-Nya yang sempurna dan kita diperintahkan-Nya supaya ber-shalawat kepadanya. Semoga Shalawat Allah selalu dicurahkan kepadanya; kepada keluarganya, sahabat-sa-habatnya, isteri-isterinya–selama hujan turun dengan
deras dan selama orang-orang berdosa mendapat uluran kemurahan. Semoga Allah melimpahkan kepadanya salam sejahtera, kehormatan, dan kemuliaan.”

Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Sayyid Al-Faklhani, pengarang kitab Al-Fajr Al-Munîr fî Al-Shalâh ‘ala Al-Basyîr Al-Nadzîr.
.
026-shalawat21
34. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjunan kami Muhammad, juga kepada ke-luargaya, saahabat-sahabatnya sebanyak jumlah, apa-apa yang diliputi oleh ilmu-Mu, digariskan oleh qalam-Mu, dan ditetapkan dalam hukum-Mu terhadap makhluk-Mu; Curahkanlah kelembutan-Mu di dalam seluruh urusan kami dan kaum muslimin.”


.
027-shalawat2
35. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, keluarganya sahabatnya-dengan, dan para shalawat yang melebihi shalawat-shalawat yang diucapkan oleh orang-orang yang bershalawat dari sejak permulaan masa sampai akhirnya; seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya, sepenuh neraca dan penghabisan ilmu.”
Penjelasan:
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya ( ? ) ada di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ. Tentang shalawat ini, Imam Al-Ghazali, mengutip perkataan Al-Qastalani, mengatakan, “Kedua shalawat ini dibaca bersama shalawat no.32 (?) supaya mendapatkan keutamaan yang tidak terhingga.”
.
028-shalawat2
36. Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah huruf-huruf di dalam Al-Quran; limpahkanlah shalawat dan salam, kepada Muhammad, sebanyak jumlah tiap-tiap huruf yang dilipatgandakan sejuta; dan limpahkanlah sha-lawat dan salam kepada sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah tiap-tiap seribu yang dilipatgandakan.”


.
029-shalawat2
37. Artinya: “Ya Allah, limpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang bertemu dengan cahayanya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang bergandengan dengan sebutan dan yang disebutnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang menerangi kuburnya dengan seterang-terangnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawlat yang melapangkan dadanya dan menyebabkan kegembiraannya. Limpahkanlah pula shalawat kepada semua saudaranya dari golongan para nabi dan wali, dengan shalawat sebanyak jumlah cahaya dan kemunculannya.”
Penjelasan:
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya ( ?) dikemukakan oleh Al-Qastalani di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ’. Beliau menghimpun sepuluh shalawat yang tidak dinisbahkan kepada seorangpun.
.
Sumber: http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/12/2/pustaka-180.html
Catatan: Beberapa penjelasan yang mengacu ke nomor tertentu, kami tak yakin. Karena sumber asli tak menuliskan penomoran. Insya Allah jika ada kemampuan akan kami cek lagi. Wallahu a’lam.